Ambil yang jernih, sebelah-matakan yang keruh.
Kita mula dengan mem-project kan pepatah ini ke arah hal-hal berkaitan hubungan antara manusia. Dan tidak. Pepatah yang menjadi tajuk itu tidak salah. Memang sengaja point positif dan negatif itu diterbalikkan, serta yang negatif di lembutkan. Sebab bukan semua salah ejer otu typo. Bukan semua kelemahan menamsil itu merupakan ISIK yang minta dikomen. Atau, bukan semua 'salah cakap' itu adalah tak disengajakan.
Bila kita mula dengan 'membuang yang keruh';, secara subliminalnya, kita menganggap 'semua yang masuk' itu bercampurbaur antara yang bermanfaat dengan yang tidak. Maka kita kena bijak menilai segala pemerhatian kita terhadap apa yang berlaku dalam alam ini; sama ada yang berlaku terhadap kita atau yang takde kena mengena dengan kita, dan berupaya mengenalpasti teladan yang buruk dengan teladan yang baik. Bila dah kenal, pepatah asal menganjurkan kita fokus dulu pada 'jangan ikut yang tak baik' daripada mengambil manfaat dari yang 'baik-baik' saja. Akibatnya, kita membuang masa mencari kesalahan. Atau menjadi kritikal serta terlebih sensitif pada masa yang tak perlu. Dahlah susah payah nak melihat 'hikmah' dalam lempang yang hinggap di pipi, ni nak berupaya untuk berazam-untuk-tidak-menggunakan-kekerasan-sebagai-'solution'-dalam-kehidupan-kita-pada-masa-akan-datang, pulak. Dapatlak lanskap kehidupan akhir zaman; kejadian melempang atau dilempang itu berlaku kepada kita atau orang lain, hampir setiap jam dalam setiap hari. Macamanalah kita tak asyik melihat SEMUANYA dengan mata skeptikkkkkkkkkkkkkkkkkk ajer?
Hahaha. Cukup la tu. Aku pun dah pening.
bersambung ke SINI